Jakarta – Mahligai rumah tangga Muhammad Umar dan Fransiska Anastasya Octaviany alias Icha pun kandas sudah. Sang suami tidak rela dirinya ditipu oleh istri yang telah dia nikahi sepenuh hati. 6 bulan berjalan, Umar baru mengetahui bila istri yang sempat mengaku sebagai pramugari tersebut adalah seorang laki-laki bernama Rahmat Sulistyo.
Umar tidak pernah mengira, bila telepon salah sambung saat bulan puasa 2010 itu berujung pada lika-liku kisah hidupnya. Suara lembut di ujung telepon cukup menggoda Umar untuk mengetahui lebih lanjut siapa gerangan pemilik suara perempuan tersebut.
Untuk memecah rasa penasaran tersebut, laki-laki berperawakan kurus kecil itu diberi alamat akun Facebook empunya suara. Karena tidak memiliki akun jejaring sosial yang dimaksud, Umar meminta bantuan tetangganya yang masih duduk di bangku SMA.
“Akhirnya janji ketemu di Mal Cibubur Junction,” kata Umar saat berbicang santai dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Icha yang mengenakan setelan laiknya seorang perempuan tentu membuat bujang yang bekerja sebagai buruh pabrik itu jatuh hati saat kopi darat perdana. Dari pertemuan tersebut, akhirnya berlanjut untuk tahu sama tahu kediaman masing-masing.
Namun, Umar merasa Icha yang ngebet untuk tahu rumah Umar yang ada di di Kampung Bojong Sari RT 1 RW 2, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dan akhirnya memilih sering menginap di rumah Umar.
Cinta bersemi, sampai akhirnya Icha sering nginap di rumah sederhana yang dihuni Umar dan dua orangtuanya yang sudah tua. Warga yang melihat gelagat Icha yang sering bertandang akhirnya mendesak Umar untuk menikah ketimbang isu kumpul kebo makin membesar di tengah masyarakat.
Sepekan sesudah lebaran 2010 lalu, Umar pun meminang Icha ke pelaminan.
“Orangtua saya pinjam sana sini buat nikahan,” tutur Umar.
Hajat pun berlangsung, sederet tamu undangan hadir dalam pernikahan tersebut. Dua orang tua Icha yang belakangan abal-abal turut hadir laiknya prosesi pernikahan biasa. Namun ada yang lebih mengejutkan, yaitu karangan bunga ucapan selamat tertanda Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun SBY yang ini bukan presiden, menurut versi Icha, dia petinggi PT Sriwijaya Airlines.
Hari itu, Icha yang juga mengaku menamatkan SMA-nya di Jerman resmi menjadi suami Umar. Perjalanan hidup keseharian dijalani laiknya rumahtangga. Icha dikenal pandai memasak ikan mas dan sayur asem. Warga juga mengenal Icha pintar mengaji dan bersuara merdu, serta selalu mengajari anak kecil mengaji di masjid sekitar.
Namun, ada kejanggalan yang dirasakan Umar, yaitu soal ranjang. Setiap akan bercinta, Umar selalu dihardik istrinya agar tidak melakukan fourplay atau menggerayangi tubuh Icha serta kamar yang selalu gelap sejak awal pernikahan. Bahkan, Umar sempat menanyakan soal hubungan yang dinilainya ‘aneh’ itu.
“Saya tanya kok tidak kayak suami istri yang wajar, lubangnya itu-itu terus (anus-red). Dia marah. Ya mau gimana lagi kan sebagai lelaki saya lagi butuh,” tutur Umar.
6 bulan berjalan, kedok menjadi seorang perempuan akhirnya terbongkar ketika seorang ibu curiga dengan bulu-bulu kecil yang tumbuh di dagu Icha. Kabar tak sedap pun beredar di lingkungan warga sekitar. Penyamaran benar-benar terbongkar ketika ketua RT setempat, Aku, mengetahui surat dokter yang digunakan Icha untuk mengelabuli warga sekitar bahwa dirinya perempuan adalah palsu.
Warga kemudian mengepung rumah Umar untuk meminta kejujuran Icha apakah dia seorang pria tulen ataukan perempuan. Warga yang geram sempat ingin menghakimi Icha karena ulahnya, namun aksi beringas warga sempat dilerai tokoh masyarakat sekitar dan langsung mengamankannya di Polsek Jatiasih, Kota Bekasi, pada 31 Maret 2011.
Dalam penyelidikan dan penyidikan polisi, Icha dijerat pasal pemalsuan akta otentik (pasal 263 KUH Pidana). Hakim kemudian memvonis Icha dengan hukuman 8 bulan penjara dan mendekam di Lapas Bulak Kapal, Bekasi. 27 September 2011, Icha menghirup udara bebas karena mendapat restu cuti bersyarat (cb).
“Saya senang saya bisa bebas,” kata Icha dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (29/9) malam.
Dalam perbincangan singkat itu, Icha mengaku ingin hidup normal laiknya seorang laki-laki, termasuk mencari pasangan hidup perempuan.
“Insya Allah saya cari pasangan hidup saya,” kata Tyo.
“Saya berusaha berubah menjadi laki-laki. Sesuai kodrat saya,” imbuhnya menutup pembicaraan.
(ahy/irw)